DIMANA
ADA KEMAUAN PASTI ADA JALAN
“BERWIRAUSAHA
UNTUK BEKAL KULIAH”
Assalamu Alaikum Wr.
Wb
Salam
sukses buat semua, kedua orang tua saya menganugrahkan nama kepada saya yaitu
YUDI RIYADI, Sekarang berusia 19 tahun tepat kelahiran saya Ciamis 30 Agustus
1994. Alamat Rumah di RT / RW 01 12 Desa Kertaharja Kecamatan Cijengjing
Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Namun sudah lima tahun lebih saya
memutuskan untuk tidak tinggal di rumah dan belajar hidup mandiri, sekarang
tinggal di Kecamatan Baregbeg, Cimis ,walaupun tidak begitu jauh dari rumah,
tepatnya di Pondok Pesantren Miftahul Ulum.
Ibu
dan Ayah saya hanyalah seorang petani , maklumlah tempat tinggal saya berada di
pedesaan, tapi hal itu semua tidak menyurutkan semangat saya untuk terus
melanjutkan pendidikan, banyak anak-anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke
jenjang yang lebih tinggi di daerah saya, mungkin sama seperti mereka anak anak
yang tinggal di daerah terpencil Papua, saya bercita-cita dan berkeinginan
untuk bisa membantu mereka yang tidak dapat sekolah dengan mendirikan rumah
belajar, ataupun kelompok belajar lainnya, saya bercita cita untuk mendirikan
sebuah yayasan dan mendirikan sekolah sehingga bisa membantu mereka yang tidak
bisa melanjutkan sekolah, sama seperti perasaan saya yang sempat melarang kedua
orang tua untuk mlenjutkan ke jenjang perkuliahan karena masalah biaya. Tetapi
saya tidak menyerah begitu saja saya memberanikan diri untuk masuk ke perguruan
tinggi dengan mencari peluang peluang beasiswa, akhirnya atas kehendak Allah
SWT dan dorongan do’a kedua orang tua saya bisa masuk perguruan tinggi.
Rupiah pertama yang saya dapat ketika
saya duduk di SMK Kelas dua, saya sering disuruh dan menawarkan jasa
pengetikan. Lumayan lah untuk menambah bekal sekolah saya, walaupun upahnya
tidak begitu besar tetapi hal itu terasa besar bagi anak usia sekolahan smk
seperti saya. Suatu hari, HP saya hilang karena di ambil pencuri sehingga saya
tidak bisa melakukan komunikasi padahal HP itu hp yang pertama kali saya punya
pembelian orang tua ketika saya masuk ke SMK kelas pertama. Saya tidak mau
membebankan lagi kepada kedua orang tua, ada uang untuk bekal sekolah saja
sudah cukup dan tidak terpikirkan untuk membeli HP, akhirnya saya berfikir
untuk melakukan wirausaha saya mencoba untuk berjulan jamur yang di ambil dari
guru saya, uang berkat penjualan tersebut
saya kumpulkan dan perminggu dapat terkumpul sekitar Rp. 20.000,00, uang
tersebut saya simpan separuhnya untuk menabung dan separuhnya saya kumpulkan
untuk membeli HP. Tidak terasa selama tiga bulan akhirnya saya bisa membeli HP
tanpa meminta lagi kepada kedua orang tua dan buku buku pelajaran sekolah pun
saya bisa tutupi sendiri. Selain berjualan jamur saya menawarkan jasa
pengetikan seperti pembuatan baner kegiatan dan proposal. Walaupun terasa berat
tetapi saya jalani dengan senyuman dan selalu yakin bahwa dimana kita ada kemauan,
pasti selalu ada jalan.
Saya bersyukur bisa mendapatkan
kesempatan emas ini bisa belajar di SEAMOLEC. Disini kami dibekali dengan
matrikulasi yang sangat bermamfa’at. Berbagai kegiatan terjadwal untuk kami,
selain pembelajaran ada outbon juga, karakter building, technopreneur,
pembekalan teori, dll. Kami dibina untuk menjadi seorang insan yang memiliki
kepribadian yang lebih baik dan bisa hidup secara mandiri, pantang menyerah,
gigih, serta rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang kental. Pada kegiatan
outbond, kami belajar technopreneur, ini merupakan salah satu program Bapak
Gatot Hari Priowirjanto yang menurut saya sangat bermamfa’at untuk meningkatkan
rasa percaya diri mahasiswa untuk mencapai kesuksesan. Karena pada kegiatan ini
kami dilatih untuk membuang jauh-jauh rasa malu, gengsi, malas, manja dan
cengeng. Kami benar benar di latih untuk menjadi manusia mandiri yang mempunyai
kepribadian lebih baik. Yang paling
menarik dari kegiatan outbond di SEAMOLEC ini adalah ketika berjualan pulpen
harus dengan harga setinggi-tingginya, satu pulpen harus di jual dengan harga
Rp. 20.000,00 bahkan lebih, “lho saya
sempat berfikir mana ada pulpen harga dua ribu harus terjual dengan harga
demikian?”, tetapi yang membuat saya kagum adalah instuktur outbond memberikan
motivasi dan keyakinan bahwasanya kita pasti bisa menjual pulpen tersebut
dengan harga yang setinggi-tingginya.
Saya dan tim pun berangkat dengan
dibekali bebrapa buah pulpen yang harus kami jual dengan harga yang
setinggi-tingginya, saya dan temen teman pun berangkat berkeliling menjual
pulpen,,ditengah teriknya panas matahari siang hari, “waduh rasanya luar biasa
dan terasa sekali kerja kerasnya, betapa sulitnya kita mencari
uang.....!!!!!!!!. Setelah berkeliling agak lama sekitar setengah jam kami berhasil
menjual pulpen dengan meyakinkan pembeli dan teknik penawaran penjualan yang
diajarkan, satu pulpen bisa kita jual dengan harga Rp. 50.000,00. Dan kami
berhasil menjual tiga buah pulpen walaupun harganya berbeda-beda. Alhamdulillah
rasanya bangga sekali hasil yang kami dapat dengan penjualan pulpen tersebut
Rp. 125.000,00.
Dengan
mengikuti magang ini walaupun hanya waktu satu bulan, mudah mudahan saya bisa
berkontribusi bagi perubahan pembelajaran dan pendidikan di sekitar lingkungan
saya dan ikut bersama sama mencerdaskan anak anak bangsa ini. Harapan saya
semoga bisa mengikuti kegiatan magang selanjutnya dan tidak hanya kesempatan
ini saja dan saya bercita cita mudah mudahan saya bisa melanjutkan perkuliahan
saya ke jenjang yang lebih tinggi di ITB dan mendapatkan beasiswa dari SEAMOLEC
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar